Bisnis, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan kuota produksi batu bara dalam beberapa tahun ke depan akan terus berada di atas 600 juta ton per tahun. Proyeksi tersebut sejalan dengan komitmen sejumlah perusahaan besar yang akan mempertahankan tingkat produksinya.
Adapun, hingga Rabu (29/12), produksi batu bara nasional telah mencapai 605,93 juta ton, sedikit di bawah target yang ditetapkan pemerintah sebanyak 625 juta ton.
PT Bayan Resources Tbk., misalnya, pada 2022 menargetkan produksi batu bara hingga 50 juta ton per tahun. Hal ini seiring dengan selesainya proyek jalan angkutan (haul road) dan fasilitas pemuatan tongkang (barge loading) pada 2022. "Meski diadang pandemi Covid-19, Bayan tetap menargetkan bisa mengoperasikan fasilitas pengangkutan batu bara tersebut pada 2022, yang diperkirakan bisa menambah kapasitas produksi hingga 25-30 juta ton dari kapasitas fasilitas yang sudah ada," tulis manajemen Bayan Resources dalam laporannya, dikutip Rabu (29/12).
Selain itu, emiten batu bara PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) juga berencana meningkatkan produksi batu bara tahun depan, mengikuti rencana Kementerian ESDM. Perseroan telah mematok produksi 30 juta ton pada 2021 atau naik sekitar 20% dari 2020, yakni 24,8 juta ton.
Hingga November 2021, realisasi produksi batu bara emiten dengan kode saham PTBA itu telah mencapai 28 juta ton dengan penjualan 25,8 juta ton. Artinya, perusahaan tinggal memproduksi 2 juta ton lagi untuk mencapai target sesuai rencana kerja dan anggaran belanja (RKAB) 2021. "Angkanya [produksi] masih perlu persetujuan Kementerian ESDM," kata Sekretaris Perusahaan PTBA Apollonius Andwie.
Adapun, untuk tahun depan, Kementerian ESDM memproyeksikan produksi nasional komoditas tersebut berada pada kisaran 637 juta ton hingga 664 juta ton.
Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara Ditjen Minerba Kementerian ESDM Sunindyo Suryo Herdadi mengatakan peningkatan produksi tersebut akan didorong oleh kenaikan permintaan dari dalam negeri.
Sesuai dengan permintaan industri pengguna di dalam negeri, kebutuhan domestik komoditas batu bara pada 2022 diestimasikan mencapai 190 juta ton. Jumlah tersebut melonjak dari target tahun ini sebanyak 137,5 juta ton. "Sehingga produksi untuk tahun depan yang saat ini memang sedang finalisasi rentangnya sekitar 637 juta ton sampai tertinggi 664 juta ton," katanya.
Sunindyo mengatakan kendala cuaca memang dialami di sejumlah area tambang sejak pertengahan 2021 hingga akhir tahun ini.
Kondisi ini disebut berpengaruh terhadap capaian realisasi produksi komoditas batu bara. Fenomena La Nina menyebabkan hujan turun dengan intensitas tinggi. "Dengan alasan keselamatan dan penataan tambang membuat beberapa perusahaan tidak bisa merealisasikan produksinya karena curah hujan tinggi," tuturnya. (Lukas Hendra T. M./Mutiara Nabila/Rayful Mudassir)