Berkah Kenaikan Harga Nikel Kinerja Jadi Ciamik
Berkah Kenaikan Harga Nikel Kinerja Jadi Ciamik
Media Name :
Kontan Minggu
Publish Date :
Monday, 06 December 2021
News Type :
Article
Section/Rubrication :
Saham
News Page :
4
News Size :
700 mmk
News Placement :
Front Cover Page
News URL :
-
Journalists :
-
Mindshare :
Minyak Dan Gas Bumi
Tonality :
Neutral
Topic :
Nikel
Ads Value :
16,100,000
PR Value :
48,300,000
Media Score :
-
Media Tier :
-
Resources
  1. Fauzan Luthfi Djamal - Analis RHB Sekuritas Indonesia
  2. Dessy Lapagu - Analis Samuel Sekuritas

Kenaikan harga nikel diperkirakan menjadi katalis yang positif bagi produksi maupun kinerja PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

Analis RHB Sekuritas Fauzan Djamal mengatakan saat ini harga nikel telah rebound sebesar 12%. Menurut catatan Fauzan, harga nikel secara bertahap naik sejak awal Oktober 2021. Dengan pandangan positif tersebut, dia yakin ANTM akan berdampak baik.

“Dengan harga nikel yang bisa mencapai US$ 20.100 per metrik ton atau diperkirakan naik 40% year on year (YoY), ini akan mendukung produksi nikel ANTM ke depan,” ujamya.

Senada dengan itu, Analis Mirae Aset Sekuritas Juan Harahap menilai harga nikel akan tetap berada di level yang tinggi seiring dengan pasokan nikel global yang masih rendah.

Bahkan melonjaknya harga nikel dunia mampu mengangkat kinerja ANTM. Juan menghitung dari segmen bijih nikel, diperkirakan volume penjualan tahun depan akan meningkat 19,0% YoY. Proyeksi ini didorong oleh peningkatan permintaan dari smelter domestik.

Produksi naik

Pertumbuhan kinerja ANTM tahun depan dipastikan akan melonjak dari tahun sebelumnya. Terlepas dari isu pandemi, analis melihat terdapat banyak faktor yang dapat mendukung kinerja positif ANTM selama tahun 2022 mendatang.

Analis Samuel Sekuritas Dessy Lapagu menjelaskan alasan kinerja ANTM yang baik adalah pertumbuhan positif volume bijih nikel tahun depan.

"Asumsi peningkatan penyerapan produk bijih nikel di pasar domestik, khususnya peningkatan produktivitas smelter nasional menjadi katalis pertumbuhan volume nikel ANTM," jelas Dessy.

Selain itu, Dessy mengatakan proyek pabrikferonikel di Halmahera Timur juga menjadi katalis positif bagi kinerja ANTM.

Sebagai informasi, Antam saat ini sedang menyelesaikan tahap konstruksi proyek pembangunan pabrik feronikel di Halmahera Timur, Maluku Utara. Pabrik feronikel ini memiliki kapasitas terpasang 13.500 TNi per tahun.

Dessy mencatat hingga sembilan bulan tahun 2021 ini, kontribusi feronikel terhadap kinerja ANTM adalah sebesar 16,4%. Dengan dibangunnya pabrik di Halmahera Timur tersebut, Dessy memperkirakan kontribusinya bisa tumbuh 20%.

"Tlngginya potensi pertumbuhan permintaan dari pasar feronikel, terutama dari pasar ekspor, mencerminkan peningkatan kapasitas produksi," jelasnya.

Sama halnya dengan Juan yang melihat adanya potensi pendapatan tambahan dari proyek smelter Halmahera. Jika dihitung, pendapatan segmen feronikel ANTM akan meningkat 18,3% year-on-year (YoY) pada 2022.


“Kenaikan ini didorong oleh kenaikan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) sebesar 6,6% YoY dan dipadukan dengan peningkatan volume penjualan sebesar 11,9% YoY," tulis Juan dalam risetnya, Senin (29/11).

Selain itu, Juan juga menilai kinerja ANTM ditopang oleh banyaknya eksposur ke proyek Indonesia Battery Company (IBC).

Setelah Pemerintah membangun IBC pada tahun ini, peru-sahaan baterai tersebut gencar mengembangkan bisnisnya baik di Ekosistem EV Battery (EVB) maupun EV (Electric Vehicle).

Fauzan Djamal memandang percepatan adopsi baterai kendaraan listrik sebagai sentimen positif untuk peningkatan penggunaan nikel.

"Dengan kebijakan yang ketat untuk mengatasi pemanasan global dan di tengah ketersediaan nikel yang sangat rendah, inilah masa depan ANTM," ujarnya.

Meski memiliki prospek kinerja yang cerah, Fauzan melihat ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan oleh ANTM. Seperti kekhawatiran tentang lemahnya permintaan untuk sektor stainless steel.

"Memudarnya produksi stainless steel bisa jadi karena lemahnya permintaan industri di China,” kata Fauzan.

Selain itu, kinerja ANTM dapat terkoreksi jika fluktuasi mata uang asing mengurangi permintaan produksi logam utama ANTM.

Namun, dari sisi capaian operasional, Fauzan meyakini ANTM tetap menjaga kinerjanya dari risiko yang ada, meski di tengah pandemi. Karena itu, dia tetap merekomendasikan untuk membeli saham ANTM dengan target harga 12 bulan di Rp 3.450.

Sama dengan Dessy dan Juan yang merekomendasikan membeli saham dengan target harga Rp 3.400 dan Rp 3.200 per saham.