Didorong Harga Nikel
Didorong Harga Nikel
Media Name :
Kontan Minggu
Publish Date :
Monday, 06 December 2021
News Type :
Article
Section/Rubrication :
Saham
News Page :
4
News Size :
300 mmk
News Placement :
Front Cover Page
News URL :
-
Journalists :
Jane Aprilyani
Mindshare :
Mineral Dan Batu Bara
Tonality :
Neutral
Topic :
Nikel
Ads Value :
6,900,000
PR Value :
20,700,000
Media Score :
-
Media Tier :
-
Resources
  1. Robertas Yanuar Hardy - Kepala Riset Henan Putihrai Sekuritas
Berkat harga nikel yang melambung, kinerja emiten nikel diperkirakan terpoles apik.

Laju harga nikel di perdagangan kian kencang. Mengutip Bloomberg, harga di London Metal Exchanges (LME) berada di level USS 19.946 per metrik ton pada penutupan perdagangan (1/12).

Dibanding hari sebelumnya (30/11), harga nikel naik 0,24%. Bila dilihat sebulan, harga nikel melambung 1,23%.

Robertas Yanuar Hardy, Kepala Riset Henan Putihrai Sekuritas, menilai secara keseluruhan harga nikel sudah naik 54% year on year (yoy).

Cuma ironisnya, pertambuhan kinerja ANTM dan 1NCO masih lebih rendah atau jauh dari kenaikan harga nikel. Malah harga saham dua emiten tersebut kerap melemah.

Tengok saja enam bulan belakangan dari penutupan perdagangan Kamis (2/12), harga saham ANTM turun 7,14% ke level Rp 2.340. Senada, harga saham INCO juga merosot 1,44% jadi Rp 4.790 per saham.

Di mata Robertas, banyak tantangan yang mesti dihadapi ANTM dan INCO ke depannya. "Emiten hams memiliki anggaran belanja modal yang tidak sedikit untuk pembangunan smelter bam, dan pemeliharaan fasilitas produksi yang lama," ujar Robertas.

Tidak hanya itu, dengan adanya varian bam Covld-19, yakni omicron, Robertas memprediksi permintaan nikel berpotensi menurun. Sebab, dengan penyebaran virus korona yang lebih luas itu bisa melemahkan permintaan industri.

Dessy Lapagu, analis Samuel Sekuritas, melihat tantangan utama emiten nikel menggerek kinerja hingga tahun depan adalah langkah switching beberapa produsen dari raw material nikel ke raw material lain yang lebih murah. "Hal ini dapat menekan permintaan secara global, sehingga mempengaruhi harga nikel ke depannya," beber Dessy.

Toh, untuk prospek jangka panjang, Dessy yakin permintaan masih kuat. Baik dari sektor yang butuh bahan baku nikel untuk baja maupun baterai. Maka, ia melihat potensi kenaikan harga global nikel bakal berlanjut tahun depan.

Jadi, simak analisis prospek ANTM dan INCO berikut.