Mobil Listrik nan Ramping
Mobil Listrik nan Ramping
Media Name :
Kompas
Publish Date :
Monday, 06 December 2021
News Type :
Article
Section/Rubrication :
Humaniora
News Page :
8
News Size :
1,500 mmk
News Placement :
Front Cover Page
News URL :
-
Journalists :
Pradipta Pandu
Mindshare :
Ketenagalistrikan
Tonality :
Neutral
Topic :
Mobil Listrik
Ads Value :
322,500,000
PR Value :
967,500,000
Media Score :
-
Media Tier :
-
Resources
  1. Halim Kalla - Direktur PT Haka Motors
  2. Agus Haryono - Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Teknik BRIN
Kendaraan listrik roda tiga mulai dikembangkan sejumlah perusahaan lokal sebagai transportasi umum perkotaan. Desain yang ramping memungkinkan kendaraan ini menyusuri jalan-jalan kecil.

Sejumlah negara, termasuk Indonesia, berlomba mengembangkan desain kendaraan listrik dan komponennya untuk mencapai target penurunan emisi. Selain roda dua dan empat, pengembangan kendaraan listrik roda tiga dapat menjadi solusi untuk meningkatkan transportasi umum perkotaan yang praktis, murah, dan ramah lingkungan.

Kendaraan roda tiga telah menjadi angkutan publik di negara-negara lain khususnya di Asia, seperti India, Thailand, Vietnam, Pakistan, Filipina, China, dan Jepang. Sejak zaman dahulu, masyarakat Indonesia juga menggunakan angkutan kecil beroda tiga seperti becak, bemo, dan bajaj di Jakarta.

Kendaraan roda tiga yang populer dengan sejumlah nama itu dipilih sebagai transportasi umum karena dianggap aman, nyaman, dan melindungi penumpang dari hujan ataupun panas matahari. Kendaraan ini juga dinilai praktis, murah, dan menjangkau jalan-jalan kecil karena desain yang ramping.

Beberapa kelebihan itu membuat kendaraan roda tiga cocok digunakan sebagai angkutan pertama dan terakhir (Jast and first mile). Kendaraan roda tiga dapat melayani dan mengantarkan penumpang dari stasiun transportasi publik ke rumah. Di sisi lain, perawatan kendaraan roda tiga lebih murah dan mudah dibandingkan kendaraan roda empat atau transportasi umum lain.

Awalnya, kendaraan roda tiga dijalankan dengan konsep tenaga manusia, yakni dikayuh, seperti becak. Berkembangnya teknologi membuat kendaraan roda tiga berevolusi memakai mesin bensin kecil tipe dua tak yang mengeluarkan banyak polusi dan bunyi keras serta mengganggu. Polusi dan suara nyaring dari kendaraan roda tiga mulai berkurang saat mesin berubah jadi empat tak.

Sumber energi kendaraan roda tiga lalu diubah menjadi bahan bakar gas (BBG) yang ramah lingkungan. Menyadari pentingnya peran sektor transportasi dalam penurunan emisi, kini kendaraan roda tiga di beberapa negara menerapkan sistem penggerak motor listrik dan tenaga baterai nonpolusi.

Konsep kendaraan listrik roda tiga juga mulai dikembangkan di Indonesia dan beberapa di antaranya dipamerkan dalam Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2021 di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong, Tangerang Selatan, akhir November 2021.

Direktur PT Haka Motors Halim Kalla mengemukakan, tim periset Haka Motors mengembangkan kendaraan Trolis yang merupakan singkatan dari Tiga Roda Listrik. Seluruh desain Trolis dibuat di Indonesia dengan tingkat komponen dalam negeri 70 persen. Namun, baterai dan motor listrik masih diimpor karena belum ada perusahaan di dalam negeri yang memproduksi komponen penting kendaraan listrik itu.

"Trolis akan jauh lebih baik digunakan dibandingkan angkutan roda dua atau sepeda motor. Harapannya, ada dukungan untuk mendorong pemakaian Trolis sebagai angkutan urban di perkotaan, sejalan dengan program pemerintah menciptakan produk industri dalam negeri ramah lingkungan, sekaligus memajukan industri kendaraan listrik Indonesia,” tuturnya dalam IEMS 2021, akhir November lalu.

Dimensi dan spesifikasi

Trolis yang dikembangkan sejak Oktober 2019 ini memiliki desain atau tampilan interior sederhana karena berdimensi panjang 2.5 meter dan lebar 1,2 meter serta tinggi 1,55 meter. Adapun jarak sumbu roda (wheelbase) kendaraan itu sepanjang 2 meter dengan ukuran roda depan 130/60-13 dan roda belakang 135/70R12.

Di ruang antara penumpang dan pengemudi ada penyekat yang bisa menekan penularan penyakit khususnya pada masa pandemi Covid-19. Partisi dibuat dari bahan akrilik tembus pandang sehingga penumpang dan pengemudi bisa berinteraksi terbatas. Sementara kursi penumpang dapat diisi dua orang atau sebagai tempat penyimpanan barang. Kapasitas total angkut 300 kilogram.

Kendaraan itu memakai sistem penggerak motor listrik dan daya baterai 72 volt per 100 ampere jam (Ah) dengan kapasitas 7,8 kilowatt jam (kWh). Daya dan kapasitas ini membuat Trolis mampu menempuh jarak 125 kilometer (km) dengan kecepatan maksimal 50 km per jam. Pengisian daya dari nol hingga baterai penuh butuh waktu empat jam.

Menurut Halim, pihaknya tenis meneliti untuk menyempurnakan Trolis Model 2 sekaligus memfasilitasi permintaan pasar. Secara spesifikasi, Trolis Model 2 tak jauh berbeda dengan Model 1. Perbedaan terletak pada dimensi Trolis Model 2 yang lebih lebar dan panjang serta daya baterai yang lebih tinggi. Pintu bagasi belakang Trolis Model 2 akan dibuat agar bisa dibuka demi memudahkan penumpang untuk memasukkan barang bawaan.

"Kami membeli komponen Trolis, tapi desain semua bodi dan rangka dibuat sendiri tanpa bantuan asing. Kesulitan pengembangan ini pada aspek sumber daya manusia. Jadi, kerja sama dengan universitas ataupun BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) amat diperlukan," katanya.

Beberapa perusahaan lain juga mengembangkan kendaraan listrik roda liga. Salah satunya PT Juara Bike dengan produk Balis, singkatan dari Bajay Selis. Kendaraan ini dirancang untuk pemakaian di area terbatas, seperti perumahan, area publik, dan arena golf. Balis dipamerkan di gelaran kolaborasi Indonesia Automodified dan Indonesia Intemational Motor Show Motobike Show 2021.

Peran industri

Selain pemerintah dan peneliti atau akademisi, industri juga berperan penting mendukung implementasi Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) untuk Transportasi Jalan.

Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Teknik BRIN Agus Haryono mengutarakan, upaya yang perlu dilakukan pemerintah dalam percepatan program KBLBB adalah menyiapkan ekosistem teknologi kendaraan listrik BRIN telah menyiapkan infrastruktur riset dan inovasi serta sumber daya manusia untuk membantu mengatasi masalah yang dihadapi industri.

Selain menguasai teknologi kunci dan memperkuat kompetensi, Agus menekankan kepada periset untuk meningkatkan kolaborasi, khususnya dengan industri, sejak dini. Dengan kolaborasi, riset dan inovasi tak hanya menghasilkan teknologi kunci, tetapi juga produk yang dibutuhkan industri.

"Periset harus berkaca ketika hasil riset tidak dimanfaatkan industri. Bisa jadi hal ini karena hasil riset tidak sesuai kebutuhan, kemauan, atau harapan industri. Jadi, peningkatan kompetensi periset di semua aspek kendaraan listrik harus diiringi dengan kolaborasi bersama industri,” ucapnya.

Kementerian Perindustrian menargetkan 400.000 kendaraan listrik diproduksi di Indonesia pada 2025 hingga meningkat jadi 1 juta kendaraan pada 2035. Produksi kendaraan listrik ini didukung sejumlah industri, yakni tiga perusahaan untuk bus elektrik dengan kapasitas L680 unit per tahun dan 22 perusahaan untuk sepeda motor elektrik kapasitas lebih dari 1 juta unit per tahun.