JAKARTA. Prospek bisnis batubara pada tahun depan masih berpotensi menguat. Proyeksi permintaan didorong oleh pertumbuhan ekonomi di beberapa negara.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia melihat, permintaan batubara juga ditunjang faktor kebutuhan setiap negara untuk mencapai pemulihan ekonomi. Kemudian, adanya pembangkit listrik baru yang akan beroperasi pada tahun depan. Adapun dari sisi keekonomian, nilai batubara lebih kompetitif dibandingkan sumber energi lainnya.
"Kami memperkirakan permintaan dari Tiongkok terus bertambah karena harga batubara impor yang lebih ekonomis dibandingkan batubara domestik. Khususnya, kenaikan permintaan dari Tiongkok terhadap batubara Indonesia karena kualitas dan kedekatan geografis," jelas dia kepada KONTAN, Kamis (2/12).
Selain itu, APBI memperkirakan permintaan batubara akan didorong permintaan dari Asia Selatan dan Asia Tenggara. Perekonomian dua kawasan itu terus bertumbuh dan beberapa pembangkit baru akan beroperasi.
Bukan hanya dari luar negeri, Hendra juga melihat permintaan batubara dalam negeri akan signifikan, baik berasal dari sektor kelistrikan maupun industri. Untuk menangkap peluang itu, anggota APBI tetap mengupayakan suplai yang terus berlanjut terhadap semua kontrak yang sudah dijalankan. Namun produsen masih menghadapi sejumlah tantangan, termasuk curah hujan.
Koordinator Pengawasan Operasi Produksi dan Pemasaran Batubara Ditjen Minerba Kementerian ESDM, Dodik Ariyanto mengatakan, Indonesia memiliki cadangan batubara sebanyak 39 miliar ton, dengan tingkat produksi 600 juta ton hingga 700 juta ton.
Cadangan batubara Indonesia diprediksi mencapai 22 miliar ton hingga tahun 2045. "Hal ini tentu perlu dipertimbangkan, industri batubara saat ini masih diharapkan sebagai salah satu pendorong ekonomi nasional," kata dia.
Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk (ADRO), Febriati Nadira mengharapkan, pada tahun depan permintaan pasar ekspor akan tetap tumbuh dan menopang kinerja perusahaan. "Permintaan batubara dunia masih tetap tumbuh karena batubara masih menjadi sumber energi yang ekonomis dan didukung semakin berkembangnya clean coal technology," jelas dia kepada KONTAN, Jumat (3/12).
Presiden Direktur PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS), Bonifasius mengatakan, jika pandemi mereda, pertumbuhan industri akan bergulir. Namun apabila kondisi pasar tahun depan tidak menentu, GEMS berharap penjualan sama dengan tahun ini. Gambarannya, komposisi ekspor 65%, di mana 35% didominasi pada Tiongkok. Adapun pasar lokal 30%-35%.
Arfyana Citra Rahayu