Cuaca Ekstrem Diprediksi hingga 9 Desember
Cuaca Ekstrem Diprediksi hingga 9 Desember
Media Name :
Media Indonesia
Publish Date :
Saturday, 04 December 2021
News Type :
Article
Section/Rubrication :
Humaniora
News Page :
13
News Size :
700 mmk
News Placement :
Front Cover Page
News URL :
-
Journalists :
(Fer/H-1)
Mindshare :
Geologi
Tonality :
Neutral
Topic :
Cuaca Ekstrem
Ads Value :
111,300,000
PR Value :
333,900,000
Media Score :
-
Media Tier :
-
Resources
  1. Dwikorita Karnawati - Kepala BMKG
CUACA ekstrem diprediksi masih akan terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia hingga 9 Desember mendatang meski siklon tropis Teratai di Samudra Hindia barat daya Lampung yang terbentuk 1 Desember telah dinyatakan punah pada 2 Desember 2021.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mewanti-wanti pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi peningkatan curah hujan di atas normal.

“Sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki periode musim hujan dengan indikasi aktifnya fenomena La Nina. Kewaspadaan terhadap potensi curah hujan ekstrem harus lebih ditingkatkan,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, kemarin.

Dwikorita memaparkan, berdasarkan hasil analisis terkini, dalam sepekan ke depan diidentifikasi terjadi peningkatan aktivitas dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada peningkatan potensi cuaca ekstrem secara umum di sebagian besar wilayah di Tanah Air.

Saat ini siklon tropis Nyatoh masih berada di wilayah Samudra Pasifik barat sebelah timur Filipina dengan intensitas yang masih menguat hingga 24 jam ke depan dan pergerakan sistem ke arah utara-barat laut. Adapun bibit siklon 94W yang berada di sekitar Teluk Benggala dalam periode 24 jam ke depan masih bergerak ke arah barat laut.

“Sistem siklon Nyatoh dan Bibit 94W ini posisinya semakin menjauhi wilayah Indonesia sehingga dampak terhadap kondisi cuaca menjadi tidak signifikan. Meskipun begitu, dampak terhadap potensi gelombang tinggi 2,5-4 meter (rough sea) masih perlu diwaspadai di beberapa wilayah perairan,” tuturnya.

Dengan semakin menjauhnya sistem siklon Nyatoh dan Bibit 94W dari wilayah Indonesia, tambah Dwikorita, maka kondisi tersebut membuka peluang terhadap peningkatan fenomena dinamika atmosfer lainnya, yakni meningkatnya aliran massa udara yang cukup intens dari wilayah Laut China Selatan ke arah selatan memasuki wilayah atmosfer Indonesia. Kondisi tersebut dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan yang dapat menimbulkan curah hujan tinggi di wilayah Indonesia.

“Waspada bencana hidrometeorologi yang kemungkinan menyertainya, mulai dari banjir, tanah longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung, dan sebagainya,” terangnya.


Gelombang atmosfer

Kondisi lain yang meningkatkan curah hujan ialah masih aktifnya fenomena gelombang atmosfer (gelombang Kelvin, Rossby Ekuatorial, dan MJO) di wilayah Indonesia, terutama bagian tengah dan timur, yang dapat turut memperkuat peningkatan potensi cuaca ekstrem dalam periode sepekan ke depan.

Gelombang Kelvin, Rossby Ekuatorial, dan MJO, jelas Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, adalah fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala luas di sekitar wilayah fase aktif yang dilewatinya.

Fenomena MJO dan gelombang Kelvin ini bergerak dari arah Samudra Hindia ke arah Samudra Pasifik melewati wilayah Indonesia dengan siklus 30-40 hari pada MJO, sedangkan pada Kelvin skala harian. Sebaliknya, fenomena gelombang Rossby bergerak dari arah Samudra Pasifik ke arah Samudra Hindia dengan melewati wilayah Indonesia.

Sama halnya seperti MJO maupun Kelvin, ketika gelombang Rossby aktif di wilayah Indonesia maka dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Tanah Air.