OPEC Menaikkan Produksi Minyak
OPEC Menaikkan Produksi Minyak
Media Name :
Investor Daily
Publish Date :
Friday, 03 December 2021
News Type :
Article
Section/Rubrication :
International Business
News Page :
3
News Size :
920 mmk
News Placement :
Front Cover Page
News URL :
-
Journalists :
Grace Eldora
Mindshare :
Minyak Dan Gas Bumi
Tonality :
Neutral
Topic :
Minyak
Ads Value :
115,000,000
PR Value :
345,000,000
Media Score :
-
Media Tier :
-
Resources
  1. None
LONDON – Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan para sekutunya memutuskan menaikkan produksi pada Januari 2022. Meskipun varian baru virus corona Covid-19, Omicron telah menimbulkan pertanyaan baru terkait permintaan.

Sejauh ini, aliansi OPEC+ yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia telah menolak tekanan Amerika Serikat (AS) untuk meningkatkan produksi demi mengendalikan lonjakan harga energi.

Di sisi lain, kemunculan Omiron semakin memperumit perkiraan karena banyak negara telah memberlakukan aturan pembatasan perjalanan baru dan mempertimbangkan langkah -langkah lain. Kondisi ini dapat mengurangi permintaan dan menekan harga minyak.

Sebanyak 13 anggota OPEC dan 10 negara sekutu melakukan pertemuan selama kurang lebih satu jam lewat konferensi video. Dalam rapat, OPEC+ memutuskan tetap menaikkan produk-si sebesar 400.000 barel per hari (bph) setiap bulan, seperti yang telah mereka lakukan sejak Mei 2021. Demikian dilansir AFP pada Kamis (2/12).

Pertemuan OPEC+ dijadwalkan seminggu setelah Pemerintah AS, serta Tiongkok, India, dan Jepang memutuskan menggunakan cadangan strategis untuk membantu menurunkan harga minyak mentah, setelah lonjakan har-ga yang telah menghambat pemulihan ekonomi.

Tetapi deteksi varian baru pada pekan lalu menyebabkan harga minyak mentah anjlok sekitar 15%, dan menjadi penurunan pertama sejak koreksi besar-besaran pada April 2020, ketika pandemi mulai melanda.

Beberapa jam sebelum keputusan diumumkan, harga minyak acuan WTI dan Brent dilaporkan stabil masing-masing pada US$ 66 per barel dan US$ 69 per barel. Tetapi harga bergerak turun tajam saat rapat berlangsung dan merosot sekitar 2% saat pengumuman peningkatan produksi.

Mempertimbangkan Opsi

Sebelumnya, berdasarkan pakta yang ada, OPEC+ setuju untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 bph setiap bulan. Jumlah ini telah diturunkan dari kesepakatan 2020, ketika permintaan minyak merosot akibat pandemi.

Namun, ketidakpastian yang melanda pasar telah mendorong kelompok tersebut untuk mempertimbangkan berbagai opsi. Para sumber mengatakan, diskusi dapat mencakup soal menghentikan rencana kenaikan pada Januari tahun depan atau meningkatkan produksi sekitar 200.000 bph pada bulan depan daripada total 400.000 bph.

Menurut dua sumber senior, hasil yang paling mungkin bagi OPEC+ ada-lah tetap pada kenaikan 400.000 bph. Meskipun beberapa di antara mereka telah berjuang untuk meningkatkan produksi cukup cepat guna mencapai target bulanan.

Rusia dan Arab Saudi – sebagai produsen OPEC+ terbesar – telah mengatakan sebelum pembicaraan berlangsung pekan ini, yang diawali dengan pertemuan OPEC daring pada Rabu (1/12), bahwa tidak diperlulan reaksi spontan untuk mengubah ke-bijakan.

Berdasarkan laporan dari pakar OPEC+pada Rabu, dampak dari Omicron belum jelas tetapi sudah banyak negara yang memberlakukan aturan karantina (lockdown) dan pembatasan-pembatasan lain.

Bahkan sebelum kekhawatiran tentang Omicron muncul, OPEC+ telah mempertimbangkan efek dari pengumuman yang dikeluarkan pekan lalu oleh Amerika Serikat dan konsumen utama lainnya bahwa mereka akan melepas cadangan minyak mentah darurat untuk meredam lonjakan harga energi.

Menurut Wakil Menteri Energi AS, David Turk kepada Reuters, pemerintahan Presiden Joe Biden dapat menyesuaikan waktu pelepasan, jika harga turun secara substansial.

Di sisi lain, OPEC+ memperkirakan terjadi surplus 3 juta barel per hari pada Kuartal I-2022, apabila terjadi pelepasan cadangan. Angka ini naik dari perkiraan surplus sebelumnya 2,3 juta barel per hari.

Tahun lalu OPEC+ mencatatkan penurunan produksi 10 juta barel per hari, setara sekitar 10% dari pasokan global. Sejak itu, produksi telah dikurangi menjadi sekitar 3,8 juta barel per hari.

“Namun, OPEC+ kerap gagal memenuhi target produksinya dan memproduksi sekitar 700.000 barel per hari lebih sedikit dari yang direncanakan pada September dan Oktober,” demikian disampaikan Badan Energi Internasional atau International Energy Agency (IEA). (afp/sumber lain)