Insentif Efekti Dorong Peningkatan Produksi Migas
Insentif Efekti Dorong Peningkatan Produksi Migas
Media Name :
Koran Sindo
Publish Date :
Friday, 03 December 2021
News Type :
Article
Section/Rubrication :
Ekonomi Bisnis
News Page :
9
News Size :
1,050 mmk
News Placement :
Front Cover Page
News URL :
-
Journalists :
yanto kusdiantono
Mindshare :
Minyak Dan Gas Bumi
Tonality :
Positive
Topic :
Produksi Migas
Ads Value :
204,750,000
PR Value :
614,250,000
Media Score :
-
Media Tier :
-
Resources
  1. Julius Wiratno - Deputi Operasi SKK Migas
  2. Agus Amperianto - General Manager PT Pertamina Hulu Mahakam
  3. Mustafid Gunawan - Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM
  4. Irtiza Haider Sayyed - Presiden Exxon Mobil Indonesia
  5. Diego Portoghese - Managing Director Eni Indonesia
  6. Gary Selbie - Ketua Indonesian Petroleum Association (IPA)
DENPASAR - Insentif hulu migas yang diterima PT Pertamina Hulu Mahakam pada pertengahan tahun berbuah manis. Ini terbukti dari produksi minyak dan gas bumi (migas) operator Blok Mahakam tersebut yang sudah berada di atas 50.000 barel setara minyak per hari (BOEPD).

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno menyatakan realisasi produksi di Blok Mahakam setelah mendapatkan insentif dari pemerintah membuktikan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan produksi memang dengan memberikan perhatian lebih dalam kegiatan operasi produksi migas melalui insentif.

"Kita bersyukur dengan pencapaian ini. Ini membuktikan bahwa insentif merupakan katalis positif pada kinerja Kontraktor KKS," ujar Julius, dalam keterangan tertulis, kemarin.

Atas pencapaian tersebut, PT Pertamina Hulu Mahakam selaku Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontraktor KKS) pun mendapat anugerah peringkat pertama kategori Kontraktor KKS dengan produksi di atas 50.000 BOEPD dari SKK Migas Award. Penghargaan ini diberikan saat penutupan The 2nd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2021 (IOG 2021), Rabu (1/12), di Denpasar, Bali.

General Manager PT Pertamina Hulu Mahakam Agus Amperianto mengatakan, pihaknya selama ini sudah menerima beberapa insentif daripemerintah. Insentif-insentif tersebut adalah perubahan First Tranche Petroleum (FTP) dari 20% ke 5%, investment credit 17%, dan depresiasi dipercepat pada tahun terakhir Production Sharing Contract (PSC). Pada bulan Mei lalu, PT Pertamina Hulu Mahakam juga menerima insentif berupa pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tubuh bumi serta insentif pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN) hulu migas.

"Dengan adanya insentif yang diberikan, PHM berhasil melakukan pengeboran sumur-sumur development lebih banyak dan menjamin keberlanjutan rencana pengembangan lapangan, program Handil Water Flood, persiapan menuju program Enhanced Oil Recovery Lapangan Handil, dan program eksplorasi," ucap Agus.

Insentif yang diberikan pemerintah, sebut Agus, memungkinkan Pertamina Hulu Mahakam melakukan pengeboran sumur pengembangan baru sebanyak 540 sumur dari perkiraan awal hanya 17 sumur.

"Tanpa insentif, produksi akan turun secara signifikan sejak 2021 karena sangat.terbatasnya program pengeboran dan pengembangan haru. Namun, dengan insentif, Mahakam dapat menahan laju penurunan produksi sehingga dapat menjaga produksi di atas 500 MMscfd hingga beberapa tahun ke depan dan dapat melanjutkan operasi di Mahakam hingga akhir kontrak di2037," ujar Agus.

Dia menjelaskan, dengan adanya insentif dari pemerintah maka bisa menjamin keberlanjutan kegiatan operasi, pengembangan, serta eksplorasi. Kebijakan pemerintah ini telah memberikan manfaat baik bagi negara dan Pertamina serta menciptakan multiplier effect bagi industri pendukung migas di Kalimantan Timur.

Sebenarnya ada beberapa paket insentif lainnya yang sedang disiapkan SKK Migas dan sudah diajukan kepada kementerian terkait. Sejauh ini sudah ada enam insentif yang disetujui di antaranya penundaan sementara pencadangan biaya kegiatan setelah operasi atau Abandonment and Site Restoration (ASR). Kemudian, pengecualian PPN LNG melalui penerbitan PP48/2020 tentang Impor dan atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Dikecualikan dari Kewajiban PPN.

Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM Mustafid Gunawan menuturkan, agar target IRR15% bisa terwujud maka sejumlah insentif bagi kontraktor migas harus diberikan baik itu dari Kementerian ESDM maupun Kementerian Keuangan.

Beberapa insentif yang bisa diberikan pihaknya seperti perubahan bagi hasil (split) yang lebih baik bagi kontraktor, besaran first tranche petroleum (FTP), dan pembebasan dari kewajiban pasok dalam negeri untuk waktu tertentu (domestic market obligation holiday/DMO holiday). Sementara perpajakan menjadi wewenang Kementerian Keuangan.

Sementara itu, Presiden Exxon Mobil Indonesia Irtiza Haider Sayyed menyatakan, Indonesia sangat membutuhkan investasi untuk bisa mengejar target produksi migas.

Menurutnya, dialog antara pemerintah dan kontraktor migas dalam menentukan insentif yang dibutuhkan untuk menarik investasi hulu migas memang bisa jadi solusi lantaran menurutnya Indonesia juga harus bersaing dengan seluruh dunia dalam menarik investasi. Salah satu cara untuk terlihat menarik adalah menyediakan insentif.

"Agar dana global ini datang ke Indonesia, investasi di Indonesia bisa menarik, Indonesia harus bisa memenuhi ambang batas insentif global," ujar Sayyed.

Managing Director Eni Indonesia Diego Portoghese menuturkan, insentif yang diberikan ini harus bervariasi agar dapat diimplementasikan di proyek migas. Dia menyarankan agar pemerintah membuka dialog dengan masing-masing kontraktor migas untuk menentukan insentif yang tepat. "Alhasil, lapangan migasnya bisalebihmenguntungkan, menarik, danberkesinambungan," tuturnya.

Sementara itu, Ketua Indonesian Petroleum Association (IPA) Gary Selbie mengatakan, perlu adanya insentif yang bervariasi lantaran kondisi setiap perusahaan berbeda baik terkait kondisi lapangan migas yang digarap maupun ketentuan kontrak kerja samanya (production sharingcontract /PSC). Sejauh ini, pemerintah cukup positif terkait pemberian insentif.

"Banyak anggota IPA lain yang sudah semakin dekat untuk bisa mendapatkan insentif," ungkap Gary.